Kisah Tri Mumpuni Dipuji Obama Karena Menerangi Desa
>> Kamis, 06 Mei 2010
Jakarta - Presiden AS Barack Obama memuji salah seorang wirausahawan sosial asal Indonesia, Tri Mumpuni dalam kesempatannya saat bertemu dengan sejumlah pengusaha dari negara-negara muslim beberapa waktu lalu. Tri Mumpuni pun mengaku terpana saat namanya disebut oleh Obama.
"Alhamdulillah, saya kaget sekali," ujar Tri Mumpuni dalam perbincangannya dengan detikFinance, Senin (3/5/2010). Tri Mumpuni baru tiba dari AS setelah menjadi pembicara mengenai wirausaha sosial pada Minggu (2/5/2010) malam.
Wanita kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964 itu sama sekali tidak menyangka namanya akan disebut secara langsung oleh Obama. Namun berdasarkan penuturan staf Gedung Putih, Obama memang sangat sepakat dengan konsep wirausaha sosial yang diusung Tri Mumpuni.
"Menurut teman-teman di Gedung Putih, yang saya omongkan sangat mengena Obama karena sama dengan yang dilakukan Obama ketika di Chicago yakni mengurusi masyarakat, meletakkan masyarakat sebagai ujung tombak pembangunan sehingga negara bisa lebih baik," tutur wanita berjilbab itu.
Tri Mumpuni bersama suaminya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh PLN dengan memanfaatkan potensi energi air di wilayah setempat untuk menggerakkan turbin.
Nama Tri Mumpuni disebut Obama dalam kesempatan pertemuan para wirausaha dari negara-negara muslim, termasuk 9 wirausahawan dari Indonesia. Ke-9 wirausahawan Indonesia yang ditemui oleh Obama itu adalah Putra Sampoerna, Ananda Siregar, Sandiaga Uno, Shinta Widjaja Kamdani, Benjamin Soemartopo, Sheila Tiwan, Goris Mustaqim, Tri Mumpuni, dan Yuyun Ismawati.
"Kita mendapatkan seorang wirausahawan sosial seperti Tri Mumpuni, yang telah membantu masyarakat desa di Indonesia mendapatkan listrik dan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga air," ujar Obama dalam pidatonya, 26 April lalu.
Menurut Tri Mumpuni, setelah selesai acara, Obama turun dari panggung dan menyalami semua hadirin, termasuk delegasi dari Indonesia. Tri Mumpuni pun merasakan kharisma Obama yang besar dan sangat merakyat. Obama menurutnya sama sekali tidak terkesan sebagai seorang pemimpin negara adikuasa.
Saat menyalami Tri Mumpuni dan delegasi dari Indonesia, Obama menyapa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih.
"Obama langsung tanya ke saya: 'Hai Tri, apa kabar? Dari Jakarta ya?'. Saya jawab: 'Baik, iya, saya dari Jakarta," ungkap Tri Mumpuni dengan antusias.
Ibu 3 anak itu memang bergelut dengan wirausaha sosial dengan memberdayakan masyarakat pedesaan untuk bisa membangun PLTMH, sehingga bisa menerangi desanya sendiri. Tri Mumpuni tercatat sudah membangun 60 PLTMH di berbagai pelosok desa di tanah air, plus 1 di Filipina.
"Yang belum cuma di Papua karena terkendala masalah dana, karena di sana mahal sekali. Satu sak semen saja bisa Rp 1,5 juta," ungkapnya.
PLTMH yang dibangun Tri Mumpuni bersama dengan masyarakat desa itu tidak profit oriented. Kalaupun mendapatkan untung, akan masuk ke kas desa untuk selanjutnya digunakan untuk kemakmuran desa seperti pendidikan, dan sebagainya.
Dengan membangun pembangkit listrik desa, Tri Mumpuni pun juga 'memaksa' warga setempat untuk menjadi wirausaha.
"Kita memaksa orang menjadi entrepeneur. Kita latih dan dia harus mampu menjalankan pembangkit itu," imbuhnya.
Sejumlah negara miskin juga sudah meminta bantuan Tri Mumpuni agar mampu menggerakkan masyarakat desanya membangun pembangkit listrik sendiri. Setidaknya sudah ada 6 negara yang meminta bantuannya. Sayangnya, lagi-lagi masalah itu terkendala oleh dana yang minim.
"Hal besar saya adalah saya ingin dunia membangun rakyatnya harus dengan bertumpu pada masyarakat kecil. Jadi bukan investment based karena membangun harus betul-betul daricommunity based. Saya ingin sebanyak mungkin masyarakat terlibat pembangunan. Kemiskinan itu terjadi karena keserakahan dan investor yang serakah dan para intelektual yang tidak bermoral," pungkasnya. (qom/dnl) (Sumber : www.detikfinance.com)

Print this page
0 komentar:
Posting Komentar