Cara Berfikir Seorang Pengusaha

>> Senin, 05 April 2010

Bagaimanakah cara berfikir seorang pengusaha itu ? Sampai dengan saat ini kita masih penasaran bagaimanakah gaya berfikir seorang pengusaha. Apakah menggunakan otak kanan yang dominan, ataukah otak kiri yang dominan ? Atau merupakan penggabungan antara otak kanan dan otak kiri. Salah satu filosofi yang dijunjung tinggi oleh pengusaha adalah keberanian. Keberanian ini sangat erat kaitannya dengan otak kanan. Sebagai contoh adalah seorang yang ingin naik pohon, disamping harus memiliki keterampilan memanjat, maka pemanjat pohon itu pun mutlak harus memiliki keberanian untuk menaiki pohon, dengan demikian maka dia bisa memanjat pohon tersebut dengan mudah. Namun, jika memiliki keterampilan memanjat namun tidak memiliki keberanian, maka tentu akan sia-sia saja karena tidak ada keberanian untuk memanjat pohon, sehingga cita-citanya tidak kesampaian. Jika kita mengilustrasikan dari cerita ini, kebanyakan dari kita tidak memiliki keterampilan dan keberanian tersebut untuk menjadi seorang pengusaha. Keterampilan tidak kita miliki karena kita selama ini tidak didik oleh orang tua kita untuk menjadi pengusaha, karena memang kita hidup di dalam keluarga yang bukan keluarga pengusaha. Biasanya orang yang hidup di keluarga pengusaha akan mendidik anak-anak mereka untuk berbisnis dari kecil-kecilan sehingga anak-anak mereka memiliki keterampilan dan wawasan berbisnis dari sedini mungkin. Tidak memiliki keberanian karena kebanyakan orang tua kita mendidik kita untuk menjadi seorang pekerja saja bahkan orang tua lebih bangga jika anaknya menjadi seorang pegawai negeri. Oleh karena itu, maka jika Indonesia ini ingin maju, maka semangat membangkitkan entrepreneurship harus dimulai dari keluarga terlebih dahulu. Mulailah ciptakan keluarga-keluarga pencipta semangat entrepreneurship yang mendidik anak-anak mereka dengan semangat kemandirian dan kewirausahaan. Didiklah anak-anak dari sekecil mungkin dengan bacaan-bacaan kewirausahaan sedari dini. Mungkin saja kita melihat buku-buku entrepreneurship saat ini yang ada di pasaran adalah buku-buku entrepreneurship untuk orang dewasa, bisa saja kita membuat buku-buku entrepreneurship dan permainan-permainan bisnis untuk anak-anak. “Entrepreneurship for Children” misalkan.
Kegiatan menanamkan semangat entrepreneurship dalam lingkungan keluarga yang paling mendasar adalah menanamkan “semangat kemandirian”. Karena semangat ini adalah semangat terdalam dalam filosofi entrepreneurship. Coba kita lihat bagaimana cara mendidik anak-anak di Jepang, disana anak-anak sudah di biasakan untuk mandiri sedari dini, semangat disiplin, kemandirian dan kerja keras sudah diterapkan sedini mungkin. Lain halnya yang terkadang kita temukan di Indonesia, terkadang anak mau jalan sedikit saja dikekang kreatifitasnya. Mau menggambar di tembok rumah dilarang, mau ini dilarang. Sehingga mengakibatkan kemampuan kreatifitas anak menjadi terkekang. Oleh karena itu maka peluang menjual alat-alat edukatif untuk anak-anak dalam upaya merangsang kreatifitas diperlukan.
Ada banyak peluang bisnis di sekitar kita yang suatu saat akan tercipta, namun sikap dan perasaan terkekanglang yang membuat inspirasi dan ide-ide bisnis itu tertutupi. Hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya pengalaman dan keterampilan yang kita punyai. Maka semakin lengkaplah sebenarnya pengangguran di negeri ini. Sebenarnya bukanlah pengangguran yang ada itu, yang ada adalah karena kita tidak memiliki akses terhadap keterampilan, wawasan, permodalan dan sikap keberanian. Kungkungan inilah yang sebenarnya menjadi momok yang menakutkan Indonesia saat ini. Sebenarnya pengangguran di negeri ini akan terbuka lebar, jika para pemodal kaya membuka akses permodalan dan pelatihan mereka dalam bentuk CSR bagi masyarakat terpinggirkan. Lihat saja sektor UMKM masih bisa berdiri dengan kokoh walaupun mereka kekurangan akses. Sebenarnya para pedagang kaki lima itu adalah manusia yang tangguh. Lihat saja julukan mereka kaki lima, melebihi dari manusia yang berkaki dua. Mereka masih bisa eksis karena mereka masih menyisakan semangat keberanian. Oleh karena itu bagi para sarjana yang masih menganggur, maka beranilah. Karena sikap dan semangat keberanian ini akan mendobrak kekakuan yang ada. Bangkitlah semangat keberanian dan kreatifitas adalah dua modal terdasyat menjadi entrepreneur dari sedini mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar

About This Blog

Arsip Blog

Kontak

.iform {font: 12px/26px Verdana, Geneva, sans-serif; width:400px; margin:30px auto;} .iform ul { margin:0; padding:0; list-style:none;} .iform ul ul { overflow:auto} .iform li { padding-bottom:5px;} .iform label { width:130px; display:block; float:left; line-height:26px; } .iform label.ilabel { width:auto; display:inline; float:none; line-height:26px; padding:0 5px } .iform .itext,.iform .itextarea,.iform .iselect,.iform .ibutton { width:200px; border:1px solid #999; -webkit-border-radius: 3px;-khtml-border-radius:3px;-moz-border-radius:3px;border-radius:3px; margin:0; padding:5px; background: #fff; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#fff), color-stop(6%, #eee), to(#fff)); background: -moz-linear-gradient(top, #fff, #eee 2px, #fff 25px); box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; -moz-box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; -webkit-box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; } .iform .itext:hover,.iform .itextarea:hover,.iform .iselect:hover,.iform .ibutton:hover, .iform .itext:focus,.iform .itextarea:focus,.iform .iselect:focus,.iform .ibutton:focus{ border-color: #333; background:#fff; } .iform .itext { } .iform .itextarea{ height:100px; width: 250px; } .iform .ibutton { width:auto; background: #efefef; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#dadada), color-stop(6%, #efefef), to(#dadada)); background: -moz-linear-gradient(top, #dadada, #efefef 2px, #dadada 25px); box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; } .iform .ibutton:hover,.iform .ibutton:focus { background:#dadada;} .iform li.iheader { display:block; font-size:18px; border-bottom:1px solid #000; padding:5px; text-indent:10px; margin:5px 0 15px } .iform li.iseparator { display:block; text-indent:-9999px; height:10px; line-height:10px; border-bottom:1px solid #999;margin:5px 0 15px } .iform .required { border-color:#F00; } #imessageOK,#imessageERROR{ border:1px solid #F60; padding:10px; font-size:16px; font-weight:bold; text-align: center; display:none; margin-bottom:20px; background: #F90; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#F90), color-stop(4%, #FC0), to(#F90)); background: -moz-linear-gradient(top, #F90, #FC0 1px, #F90 25px); color:#fff; }

  © Blogger template Webnolia by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP